Kalau dengar kata “data”, mungkin yang langsung muncul di pikiran kamu adalah angka-angka, grafik, atau tabel yang bikin mata agak pusing. Tapi, sebenarnya enggak semua data itu berbentuk angka, lho. Dalam banyak hal, justru kita lebih sering ketemu sama data yang berupa kata-kata, opini, atau cerita. Nah, yang seperti itu disebut sebagai data kualitatif. Menariknya, jenis data ini ternyata sering banget kita temui dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Data?
Sebelum membahas lebih jauh, kita mulai dulu dari pengertian dasarnya. Data adalah informasi yang dikumpulkan untuk dianalisis atau dijadikan dasar pengambilan keputusan. Data bisa berbentuk angka ataupun kata dan deskripsi. Jadi, saat kamu membaca komentar pelanggan di e-commerce atau mendengarkan wawancara narasumber, kamu sedang berhadapan dengan data juga.
Mengenal Data Kualitatif
Kalau data angka biasa disebut data kuantitatif, maka yang berisi kata, pendapat, dan deskripsi ini adalah data kualitatif. Data jenis ini enggak bisa diukur pakai angka, tapi bisa memberikan informasi yang kaya dan bermakna.
Biasanya, informasi ini dikumpulkan lewat wawancara, observasi langsung, atau diskusi kelompok. Fokusnya bukan tentang seberapa banyak, tapi tentang bagaimana dan kenapa sesuatu itu terjadi.
Contohnya, kalau kamu sedang meneliti pengalaman pelanggan di sebuah restoran, kamu bisa tanya langsung bagaimana perasaan mereka setelah makan di sana. Jawaban seperti “tempatnya nyaman dan pelayanannya ramah” adalah contoh data yang bisa bantu kamu memahami perasaan mereka lebih dalam.
Ciri-Ciri Data Kualitatif
Biar kamu makin gampang mengenali data jenis ini, berikut beberapa cirinya:
-
Tidak berbentuk angka
Biasanya berupa narasi, opini, atau penjelasan dalam bentuk cerita. -
Sifatnya subjektif
Karena datanya berdasarkan pendapat atau pengalaman seseorang, jadi sangat bergantung pada siapa yang memberi informasi. -
Menggali makna yang mendalam
Bukan cuma tanya “apa”, tapi juga “mengapa” dan “bagaimana”. -
Analisisnya beda dari data angka
Biasanya analisis data kualitatif yakni dengan cara seperti interpretasi, pengelompokan tema, atau coding.
Contoh Data Kualitatif dalam Kehidupan Nyata
Lalu, apa saja contoh data kualitatif dalam kehidupan sehari-hari? Berikut beberapa situasi di mana data kualitatif berguna dalam kehidupan nyata:
-
Ulasan Produk di E-Commerce
Komentar seperti “produknya lucu dan bahannya lembut” termasuk data kualitatif. Informasi ini penting bagi pemilik toko untuk meningkatkan kualitas layanan. -
Wawancara Kerja
Saat HRD menilai kecocokan kandidat berdasarkan cara mereka menjawab dan bahasa tubuh, itu termasuk proses analisis data kualitatif. -
Penelitian Sosial dan Psikologi
Peneliti sering mengumpulkan cerita atau pengalaman subjek untuk memahami perilaku, nilai, atau budaya. -
Observasi di Sekolah atau Tempat Kerja
Guru atau manajer mungkin mencatat bagaimana seseorang berinteraksi, memberi umpan balik, atau merespons tugas. Data ini berguna untuk pengembangan individu.
Informasi jenis ini sering dipakai kalau tujuannya adalah memahami perasaan, pengalaman, atau makna di balik suatu kejadian. Biasanya juga digunakan ketika topik yang diteliti masih baru dan belum banyak data kuantitatifnya.
Ternyata, data itu enggak selalu tentang angka atau statistik. Jenis data yang berupa opini, deskripsi, atau cerita ini justru bisa memberikan sudut pandang yang lebih kaya. Kita pakai setiap hari, bahkan tanpa sadar. Mulai dari menilai sesuatu, berdiskusi, sampai memahami orang lain.
Yang menarik, data kualitatif juga bisa banget kamu gunakan untuk penelitian skripsi, lho. Apalagi kalau kamu ingin menggali pengalaman, makna, atau sudut pandang seseorang secara lebih mendalam. Cocok buat topik-topik yang berkaitan dengan manusia, perilaku, budaya, atau komunikasi.
Nah, kalau kamu adalah mahasiswa akhir Universitas Ciputra yang sedang bersiap menyusun skripsi, jangan lupa buka Panduan Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Ciputra ya. Di sana kamu bisa temukan langkah-langkah penyusunan skripsi yang baik.
No responses yet