Universitas Ciputra Surabaya – Menanti pengumuman hasil Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT) bisa menjadi momen penuh ketegangan bagi siswa dan orang tua. Tidak semua peserta akan lolos, dan kenyataan ini perlu diantisipasi sejak dini. Kegagalan memang bukan hal yang diharapkan, tetapi bukan berarti segalanya berakhir. Justru dengan menyiapkan alternatif rencana kuliah selain SNBT, siswa dan orang tua bisa menghadapi segala kemungkinan dengan lebih tenang dan terarah.
Memiliki rencana cadangan bukan sekadar bentuk pesimisme, tapi strategi realistis untuk masa depan. Justru dengan merancang alternatif kuliah sejak awal, baik dari segi jurusan maupun kampus, siswa akan lebih siap menghadapi berbagai skenario dan tetap dapat melanjutkan pendidikan dengan arah yang jelas.
Jangan Terpaku pada Satu Jurusan dan Kampus
Saat hasil SNBT tidak sesuai harapan, orang tua dan siswa harus bisa menerima kondisi itu sebagai bagian dari proses menuju masa depan. “Reaksi pertama pasti ada rasa ‘down’. Itu wajar,” ujar Livia Yuliawati, S.Psi., M.A., Ph.D., CLC, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Ciputra. Namun, ia mengingatkan agar perasaan kecewa tidak berlarut-larut hingga membuat anak kehilangan arah.
Justru, lanjut Livia, momen seperti ini bisa menjadi titik balik untuk mengevaluasi ulang pilihan jurusan dan kampus yang sebelumnya. Mungkin saja pilihan sebelumnya dipengaruhi tekanan lingkungan atau ekspektasi luar. “Kondisi ini bisa menjadi kesempatan untuk kembali menemukan tujuan yang benar-benar ingin dikejar,” tegasnya.
Alternatif Tak Harus Jauh dari Minat Awal
Alternatif kuliah yang dipilih tidak harus bertolak belakang dengan minat awal. Misalnya, peminat jurusan psikologi bisa mempertimbangkan komunikasi, pendidikan, atau pengembangan sumber daya manusia. Demikian pula dengan bidang teknik atau kesehatan yang memiliki banyak cabang serumpun.
Menurut Livia, dunia kerja saat ini telah berubah pesat. Lulusan dari jurusan tertentu kini bisa berkarier lintas sektor. “Jurusan dan alur karier tidak lagi sekaku dulu. Banyak lulusan jurusan A yang bisa mendalami bidang baru, bahkan lintas jalur. Peran baru yang dihasilkan sekarang juga makin banyak. Jadi, kesempatan-kesempatan baru masih terbuka lebar,” jelasnya.
Pilih Kampus yang Sesuai dengan Karakter Anak
Dalam memilih kampus alternatif, siswa dan orang tua sebaiknya tidak hanya melihat reputasi atau fasilitas fisik semata. Faktor yang lebih penting justru adalah kesesuaian karakter anak dengan budaya belajar di kampus tersebut. “Kalau anak kritis, suka bertanya, dan mandiri dalam eksplorasi, apakah budaya di kampus itu bisa memfasilitasi hal tersebut? Lihat vibes-nya,” tutur Livia sambil tersenyum.
Kesesuaian nilai dan gaya belajar akan mempengaruhi kenyamanan dan semangat mahasiswa selama menjalani perkuliahan. Oleh karena itu, penting juga memperhatikan apakah perguruan tinggi memiliki pendekatan pendidikan berbasis agama tertentu, metode pembelajaran yang aktif, atau keunggulan di bidang tertentu. Semua ini perlu disesuaikan dengan preferensi anak dan nilai-nilai yang dianut keluarga.
Lakukan Riset dan Komunikasikan Pilihan
Proses memilih alternatif kuliah juga harus dengan riset menyeluruh. Jangan hanya bergantung pada brosur atau situs web resmi. Manfaatkan juga media sosial kampus, ulasan dari alumni, serta testimoni dari teman atau saudara yang telah berkuliah di sana.
“Bisa coba ikut kelas-kelas trial, webinar pengenalan jurusan, atau konsultasi dengan guru bimbingan konseling di sekolah,” saran Livia. Selain itu, aspek biaya juga tidak kalah penting. Orang tua dan anak perlu berdiskusi terbuka tentang biaya kuliah, biaya hidup jika merantau, serta kemungkinan adanya beasiswa atau cicilan pendidikan. Semua perhitungan ini harus sesuai dengan kemampuan finansial keluarga.
Ortu dan Anak Harus Akur
Kunci dari semua proses ini adalah komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Orang tua perlu memberi dukungan tanpa memaksakan kehendak, sementara anak juga harus realistis terhadap kemampuan diri dan peluang yang tersedia.
Livia menyarankan agar tidak hanya memilih satu jurusan saja. Harus ada opsi-opsi lain sebagai cadangan. Bisa memilih jurusan yang sama melalui jalur mandiri atau kampus lain. Alternatif lainnya adalah memilih jurusan yang tidak jauh dari pilihan awal. Yang terpenting adalah adanya kesepahaman dalam pengambilan keputusan. “Kalau orang tua dan anak sepaham, maka perencanaan masa depan juga akan lebih mudah dan solid,” pungkasnya.
Universitas Ciputra sendiri menawarkan berbagai program studi yang relevan dengan kebutuhan masa kini dan masa depan, dengan pendekatan berbasis inovasi, kewirausahaan, dan pembentukan karakter. Bagi calon mahasiswa yang ingin mencari alternatif kuliah setelah SNBT, UC hadir sebagai pilihan strategis yang mendukung eksplorasi potensi diri sekaligus kesiapan menghadapi dunia kerja.
No responses yet